Minggu, 06 Desember 2009

Rahasia Denyut Di Dada Manusia

Bangsa Yunani memberikan nama “kardia” untuk jantung yang mengandung dua makna. Bagi Omero “kardia” adalah pusat perasaan dan kesabaran. Bagi Aristoteles “kardia” adalah pusat intelektual, jiwa atau ruh, dan pusat hidup manusia. Menurut Aristoteles, otak adalah dingin sehingga tidak mampu memberikan kehidupan, sedangkan jantung adalah pemberi hidup yang hangat.
Meskipun belum diketahui morfologi dan fungsinya, bangsa Cina maupun para penganut agama Hindu sebelumnya menganggap jantung bukan sebagai organ tubuh biasa. Sebaliknya, malah diartikan sebagai pusat intelektual, keberanian, keteguhan hati, dan rasa cinta.

Misteri tentang arti simbolik jantung terus berkembang sesuai dengan budaya dan tradisi setempat. Hingga awal abad ke-16 secara umum masih ditemukan perayaan pemujaan tehadap para dewa dengan mengorbankan jantung manusia di antara suku Maya dan Arztec di Benua Amerika. Film Apocalypto karya Mel Gibsons menceritakan hal itu. Berbagai suku di Australia, Eskimo, dan Asia ditemukan juga sudah terbiasa makan jantung orang atau hewan yang dianggap pemberani agar jiwa atau ruh dan keberaniaannya diwariskan kepada mereka.

Kesimpulan tentang jantung yang dianggap sebagai simbol jiwa atau ruh dengan semua mistik yang melingkupinya.semacam itu, bertahan hingga abad pertengahan masehi. Namun apa jantung itu, dan kenapa hidup seseorang tergantung pada berdenyut tidaknya organ itu, belum menemukan jawaban.
Lalu muncul penemuan Hipokrates. Filsuf itu, membandingkan gerakan darah dengan datang dan perginya gelombang air di pantai laut. Teori ini kemudian disempurnakan oleh Galeno beberapa abad kemudian. Menurut Galeno, yang disebut sebagai vital spirit dibentuk dari campuran darah dan udara di dalam ventrikel kiri lewat lubang antar ventrikel. Vital spirit ini mengalir ke seluruh tubuh lewat arteri.

Filsuf lainnya, S. Tommaso d’Aquino mengatakan bahwa alternasi siklik antara sistolik dan diastolik dalam metode aktivasi dan regulasinya tergantung dari prinsip sirkulasi universal. Itulah prinsip yang sangat serupa dengan gerakan sirkuler benda angkasa. Beberapa abad kemudian, Leonardo Da Vinci, seorang ilmuwan multitalenta di zaman Renaissance, mempelajari jantung dan meninggalkan banyak gambar yang mempesona tentang organ itu. Menurut teorinya, jantung merupakan segalanya dari pertukaran panas tubuh, sementara aliran darah didorong oleh suatu kekuatan yang kita kenal sekarang sebagai kapilaritas.

Namun gambaran yang agak tepat mengenai fisiologi kardiopulmonal pertama kali diberikan oleh Michael Servetus di abad ke-17. Dia menulis bahwa hubungan antara ruang jantung tidak terbuat dari lubang antar ventrikel. Pada tahun yang bersamaan, Andrea Versalius, bapak anatomi modern mengkonfirmasikan ketidakpermiabilitasan dinding antar ventrikel. Pendapat ini membantah pengetahuan tentang anatomi jantung sebelumnya.
Meskipun begitu, William Harvey yang hidup antara abad ke-16 sampai ke-17, diakui sebagai penemu pertama tentang sirkulasi darah. Selain itu, dia juga merupakan orang pertama yang dapat mendemonstrasikan bahwa jantung bekerja seperti sebuah pompa. Dia juga secara jelas mengkonfirmasi tidak adanya komunikasi antar ventrikel. Momentum ini lalu dianggap sebagai saat lahirnya ilmu kardiologi moderen. Pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi jantung serta sirkulasinya, menjadi lebih jelas di abad ke-18 dan ke-19. Salah satu karya yang patut dihargai adalah dari Lancisi mengenai fisiopatologi sirkulasi, respirasi, dan regulasi saraf jantung.

Meskipun pada masa pengetahuan tentang fisiologi jantung berkembang pesat tapi penyakit jantung secara praktis masih belum banyak diketahui. Dalam ensiklopedinya, Diderot dan D’Alambert menyebutkan, secara umum penyakit jantung adalah jarang. Dunia kedokteran saat itu secara aneh enggan mempertimbangkan jantung sebagai sumber penyakit. Mistik dan anggapa seputar jantung, yang dipercaya sebagai pengendali jiwa tetap berkembang. Karena berbagai persepsi itulah, upaya pengobatan terhadap jantung dianggap menjadi terhambat hingga awal abad ke-19. Bedah jantung merupakan hal yang tidak dapat dibayangkan, bahkan dianggap tabu.

Sejarah baru tentang jantung, baru muncul di Frankfurt pada 9 September 1896. Ketika itu, Ludwig Rhen menjahit luka pada ventrikel kanan seorang tukang kebun muda. Sejak operasi itu, mistik dan respek terhadap jantung ternodai dan yang semula dianggap suci menjadi terbuka untuk tindakan operasi. Sebelumnya dianut secara luas di dalam bidang ilmu bedah ucapan dari Theodor Billroth. Ahli bedah terkernuka dari Wina itu mengatakan siapapun yang mencoba melakukan operasi pada jantung akan mengalami kegagalan. Dia juga akan kehilangan respek dari teman sejawatnya.
Keberhasilan Rhein membuka jalan baru bagi perkembangan di bidang bedah jantung. Sherman dalam komentarnya di Jurnal Asosiasi Kedokteran Amerika pada 1902 mengatakan bahwa jalan langsung menuju jantung tidak lebih dari 2-3 cm panjangnya, namun memakan waktu sekitar 2.400 tahun bagi ilmu bedah untuk menjalaninya.

Perkembangan bedah jantung berikutnya memakan waktu beberapa dekade. Meskipun percobaan awal terhadap intervensi bedah pada penyakit katup mitral telah dilakukan pada awal abad ke-20, secara klinis valvulotomi mitral baru dikenal di tahun 1940-an setelah tercapai kemajuan yang memadai dalam pemahaman hemodinamik.

Pada 1935 Claude S. Beck memulai upaya eksperimen untuk meningkatkan perfusi koroner dengan membentuk kolateralisasi ekstra koroner. Dia kemudian mengungkapkan masalah-masalah teknis seharusnya mempunyai jalan keluar, seperti permasalahan di waktu lampau, dengan metode, instrumentasi, dan kelemahlembutan. Eksperimen tersebut kemudian dilanjutkan oleh John H. Gibbon dan C. Walton Lillehei yang menggunakan mesin jantung paru untuk pertama kalinya ketika menutup sebuah atrial septal defek.

Keberhasilan dua orang itu lantas membuka cakrawala baru di bidang bedah jantung. Puncak keberhasilan yang dianggap paling nyata adalah kesuksesan transplantasi jantung pertama pda 1967 oleh Christiaan Barnard berdasarkan hasil eksperimen Lower dan Shurnway. Serangan jantung dan bedah jantung kemudian mendapat perhatian besar dari dunia kedokteran.

Saat ini bahkan berkembang berbagai penelitian untuk menciptakan jantung buatan yang dapat berfungsi secara permanen. Selain itu, juga sedang diuji cangkok jantung dengan donor dari hewan yang sebelumnya telah direkayasa secara genetis. Berbagai penelitian untuk memperbaiki otot jantung yang rusak lewat transplantasi sel induk (stem-cells) juga sedang giat dikerjakan. Bedah pintas koroner merupakan tindakan bedah jantung terbanyak di seluruh dunia. Perkembangannya dewasa ini menarik berbagai perhatian, terutama dengan digunakannya teknik minimal invasif.

Bidang bedah katup jantung juga mendapat perhatian yang besar dewasa ini, terutama upaya untuk menemukan katup jantung buatan yang ideal, baik secara teknis maupun lewat penelitian di bidang tissue engineering. Operasi dengan menggunakan robot juga menjadi penemuan mutakhir untuk bedah jantung selain operasi jarak jauh. Kelak, seorang ahli bedah jantung dapat melakukan operasi pada seorang pasien dari jarak beribu-ribu kilometer, bahkan mungkin di stasiun ruang angkasa atau di planet Mars.

Namun kapan serangan jantung akan datang dan apakah serangannya mematikan atau tidak, sekali lagi tak seorang dokterpun bisa mengatakannya.
Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rumah Bunda Vie Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template